Intan, 27 tahun, isteri dari Pram, 31 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga yang lumayan supel dalam bergaul di lingkungan tempat tinggalnya. Penampilan Intan biasa saja. Intan bersikap selalu apa adanya dan bersahaja.

Pram adalah seorang suami yang cukup baik dan bertanggung jawab kepada keluarga. Apapun kekurangan dalam rumah tangganya, maka Pram akan selalu berusaha untuk memperolehnya. Bisa dibilang, rumah tangga mereka adalah harmonis.

Pada waktu malam acara 17 Agustusan tahun 2003, Intan dan Pram beserta warga lingkungan dimana mereka tinggal mengadakan malam hiburan berupa Organ tunggal. Tua muda, laki-laki perempuan, semua ikut bergembira.

Semua turun berjoget mengikuti alunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi. Mula-mula mereka berjoget dengan pasangan masing-masing. Semua bergembira sambil tertawa bebas mengikuti irama musik..

Setelah beberapa lagu, mereka terus berjoget dengan berganti pasangan. Mereka terus bergembira. Intan berjoget dengan seorang bapak, Pram berjoget dengan seorang anak perempuan remaja..

Begitulah mereka berjoget sampai beberapa lagu dengan berganti pasangan sampai beberapa waktu. Menjelang akhir acara, pada lagu terakhir, Intan berjoget dengan seorang bapak, sedangkan Pram berjoget dengan Siska, seorang ibu rumah tangga yang tinggal beberapa rumah dari rumah mereka. Siska, sekitar 40 tahun, ibu dari seorang karyawan swasta yang bekerja dengan sistim shift, mempunyai 2 orang anak yang sudah cukup besar.

Walau sudah berumur tapi penampilan Siska selalu tampak muda karena cara berpakaiannya yang selalu agak seksi dan pandai bermake up. Selintas Intan melirik pada Pram yang sedang berjoget dengan Siska.

Terlihat Pram sedang tertawa dengan Siska sambil berjoget. Setelah itu kembali Intanpun berjoget dan tertawa dengan pasangannya. Menjelang tengah malam acara usai.

Semua kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira walaupun capek.. Sesampai di rumah, setelah mandi air hangat, Intan dan Pram segera ke tempat tidur.

“Bagaimana tadi, sayang?” tanya Pram sambil memeluk Intan.
“Apanya?” kata Intan sambil menempatkan kepalanya di salah satu tangan Pram.
“Ya tadi waktu kita di tempat pesta tadi,” kata Pram sambil mengecup bibir mungil Intan.

“Saya benar-benar gembira…” kata Intan sambil tersenyum sambil tangannya mengusap-ngusap dada serta jarinya memainkan puting susu Pram.
“Harusnya kita sering melakukan acara seperti tadi, jangan cuma setahun sekali…” kata Pram sambil tangannya masuk ke pakaian tidur Intan. Buah dada Intan diremas dengan mesra.

“Mmhh.. Memangnya kenapa?” kata Intan sambil mencium pipi Pram lalu mengecup bibirnya.
“Ya kita kan bisa bergembira dengan tetangga yang ada. Jarang sekali kita ngumpul bareng mereka,” ujar Pram sambil membuka seluruh kancing pakaian tidur Intan.

Lalu dijilatnya puting susu Intan sambil tangannya meremas buah dada Intan yang satu lagi.

“Mmhh…” desah Intan sambil memejamkan matanya.

Sambil tetap menciumi dan menjilati buah dada Intan, tangan Pram yang tadinya meremas buah dada, turun ke perut lalu disusupkan ke celana dalam Intan.

Segera jarinya menyentuh bulu-bulu kemaluan Intan yang tidak terlalu banyak. Intan tetap terpejam sambil sesekali mendesah.. Jari-jari tangan Pram lalu turun menyusuri belahan belahan memek Intan.

“Ohh…” desah mia keras sambil menggerakkan pinggulnya.

Jari Pram terus menggosok-gosok belahan memek Intan sampai cairan memek Intan keluar banyak.

“Mmhh…” desah Intan sambil tangannya memegang tangan Pram yang sedang bermaik di memeknya.
“Enak, sayang,” kata Pram sambil melumat bibir Intan.

Sementara jari tengah Pram masuk ke lubang memek Intan. Tanpa menjawab pertanyaan Pram, Intan membalas ciuman Pram dengan hebat sambil menjepitkan pahanya lalu menggoyangkan pinggulnya karena menahan kenikmatan ketika jari tangan Pram keluar masuk lubang memeknya.

Sementara tangan Intan segera menyelusup ke dalam celana piyama Pram, dan kemudian menggenggam dan meremas kontol Pram yang sudah tegang.

“Buka pakaiannya dong, sayang,” kata Intan berbisik ke telinga Pram. Pram segera bangkit lalu melepas seluruh pakaiannya. Kontol Pram terlihat sudah tegak dengan ditumbuhi bulu yang sangat lebat.

Melihat itu, Intan segera bangkit dan duduk di tepi ranjang. Digenggamnya kontol Pram lalu dikocok perlahan. Cairan bening terlihat keluar dari lubang kontol Pram.

Tanpa banyak cakap ujung lidah Intan segera menjilati cairan tersebut sambai habis. Tak lama, mulut Intan sudah mengulum batang kontol Pram yang lumayan besar. Cpok.. Cpok.. Cpok.. Terdengar suara kuluman mulut Intan pada kontol Pram.

“Ohh.. Enak, sayang.. Ohh…” desah Pram sambil memegang kepala Intan lalu memompa pelan kontolnya di mulut Intan.
“Gantian, dong…” kata Intan sambil melepas kulumannya lalu menatap mata Pram. Pram tersenyum.
“Naiklah ke ranjang…” ujar Pram.

Intanpun segera naik ke atas ranjang lalu telentang dan membuka lebar pahanya. Tak lama, Intan mendesah karena lidah Pram pintar bermain dan menjilati kelentit dan lubang memek Intan.

“Ohh, sayangg.. Teruss…” desah Intan agak keras.

Apalagi ketika jari Pram masuk ke lubang memeknya sambil lidahnya tak henti menjileti kelentit Intan. Gerakan pinggul Intan makin keras mengikuti rasa nikmatnya. Tak lama kemudian tangan Intan dengan keras meremas rambut Pram dan mendesakkan kepalanya ke memek. Lalu..

“Ohh.. Enak, sayangg.. Mmff.. Sshh…” jerit kecil Intan terdengar ketika Intan mencapai puncak kenikmatan.. Orgasme..

Pram segera menghentikan jilatannya lalu naik ke atas tubuh istrinya itu. Walau mulut masih basah oleh cairan memek Intan, Pram langsung melumat bibir Intan. Intanpun langsung membalas ciuman Pram dengan hebat.

Sambil tetap berciuman, tangan Intan segera memegang dan membimbing kontol Pram ke lubang memeknya. Selang beberapa detik kemudian.. Bless.. Bless.. Bless.. Kontol Pram lansgung keluar masuk memek Intan.

Keduanya bermandi peluh sambil sesekali terdengar desahan kenikmatan mereka.

“Memeknya legit, sayang.. Enak…” bisik Pram. Intan tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Memang kenapa?” tanya Intan.
“Aku tidak pernah bosan menyetubuhi kamu…” bisik Pram sambil terus memompa kontolnya. Intan tersenyum.
“Kalau wanita lain rasanya bagaimana,” tanya Intan lagi.
“Aku tidak pernah bersetubuh dengan wanita lain, kok…” kata Pram.

Intan tersenyum lalu merangkulkan kedua tangannya ke pundak Pram sambil tetap menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontol Pram.

“Saya mau tanya, sayang…” kata Intan.
“Apa?” kata Pram.
“Tubuh Mbak Siska, tetangga kita itu, bagus tidak..?” tanya Intan.
“Ah kamu pertanyaannya ada-ada saja…” kata Pram tak menghiraukan.
“Saya serius, sayang.. Jawab jujurlah. Tidak apa-apa kok…” kata Intan.
“Tadi lihat belahan buah dadanya tidak?” tanya Intan.

Pram mengangguk. Intan tersenyum sambil terus menggoyangkan pinggulnya.

“Jujur.. Iya, tubuh dia bagus. Dan tadi aku sempat lihat belahan buah dadanya. Marah?” kata Pram sambil mengentikan gerakannya.

Intan tersenyum sambil terus menggoyang pinggulnya.

“Jangan berhenti dong, sayang.. Terus setubuhi saya.. Mmhh…” kata Intan.
“Saya tidak marah kok. Justru saya suka mendengarnya…” kata Intan.

“Kenapa?” tanya Pram heran.
“Tadi waktu saya lihat kamu berjoget dengan Mbak Siska, tidak tahu kenapa ada perasaan aneh…” kata Intan.
“Tadi tiba-tiba saya membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Siska…” lanjut Intan lagi.

“Kenapa begitu?” tanya Pram.
“Saya tidak tahu…” kata Intan.
“Kamu cemburu?” tanya Pram.
“Tidak sama sekali. Justru sebaliknya, saya sangat ingin melihat kamu bermesraan dengan Mbak Siska…” kata Intan.

Pram tersenyum.

“Kamu lagi horny kali ya, tadi…” kata Pram tanpa menghentikan gerakan kontolnya.

Intan kembali tersenyum. Setelah beberapa lama memompa kontolnya, Pram mengejang, gerakannya bertambah cepat.

“Aku mau keluar, sayang.. Ohh…” bisik Pram.
“Tahan dulu sebentar, sayang.. Saya juga mau keluar.. Mmhh…” bisik Intan sambil mempercepat gerakan pinggulnya.

Tak lama tubuhnya mengejang, tangannya kuat memeluk tubuh Pram.

“Mau keluar, sayangghh…” jerit Intan.
“Ohh.. Nikmat, sayang.. Ohh…” jerit kecil Intan ketika mencapai orgasme.

Selang beberapa detik, Pram juga semakin mempercepat gerakannya. Sampai akhirnya.. Crott.. Crott.. Crott.. Air mani Pram menyembur di dalam memek Intan. filmbokepjepang.com Pram mendesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Intan.. Tubuh keduanya lemas saling berpelukan sementara kontol Pram masuk berada di dalam memek Intan.

“Mau tidak kalau saya minta kamu maen dengan Mbak Siska.. Saya serius,” kata Intan sambil memeluk pundak Pram.
“Kenapa sih kamu mau yang aneh-aneh begitu?” tanya Pram.

“Saya tidak tahu jawabnya, sayang.. Yang jelas ada perasaan horny ketika membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Siska…” kata Intan.
“Mau kan, sayang?” tanya Intan memaksa.

“Kalau aku mau, bagaimana caranya, sayang…” kata Pram sambil mengecup bibir istrinya.
“Nanti aku yang mengatur…” kata Intan sambil tersenyum.

Pram juga tersenyum sambil mencabut kontolnya dari memek Intan, lalu bangkit dan berpakaian. Merekapun tidur kemudian.. Banyak cara yang dilakukan Intan agar Siska bisa dekat dengan dan akrab dengan dia dan Pram.

Dan hal itu membuahkan hasil. Siska sekarang mulai sering bertandang ke rumah mereka walaupun hanya untuk sekedar ngobrol.

Sampai suatu malam Intan mengundang Siska datang ke rumahnya.

“Mas Wiryo sudah pergi kerja kan, Mbak?” tanya Intan.
“Sudah dari tadi dong.. Dia dapat bagian shift malam,” ujar Siska.
“Eh ada apa undang saya ini malam?” tanya Siska.
“Tidak ada apa-apa kok, Mbak…” kata Intan.
“Kami hanya ingin ajak Mbak nonton VCD baru yang dibeli Mas Pram,” kata Intan sambil melirik kepada Pram.

Pram membalas dengan senyuman.

“VCD begituan ya?” tanya Siska bersemangat.

Intan tersenyum sambil melirik Pram.

“Cepatlah putar!” ujar Siska tidak sabar. Pram bangkit dari tempat duduknya lalu menuju ke VCD player.
“Mbak Siska suka film jenis apa?” tanya Pram sambil menyodorkan beberapa keping VCD.

Setelah memilih, Siska segera menyerahkan film yang ingin dilihatnya. Pram segera memutarnya. Mereka bertiga menonton film BF tanpa banyak bicara. Mereka duduk bertiga di karpet. Intan duduk berdampingan dengan Siska, sementara Pram duduk dibelakang mereka.

“Udah ada yang bangun, ya..?” kata Intan tersenyum sambil melirik ke arah Pram.
“Lumayan…” kata Pram.

“Lumayan apa?” tanya Siska sambil matanya sedikit melirik ke arah selangkangan Pram yang mulai agak menggembung. Pram tersenyum sambil menutupi kakinya dengan bantal.

“Mbak Siska seberapa sering begituan dengan Mas Wiryo?” tanya Intan.
“Ah, jarang sekali.. Mungkin karena dia capek,” kata Siska sambil matanya terus melihat adegan seronok di video.

Kembali mereka terdiam selama beberapa saat sambil melihat video.

“Sini dong..!” kata Intan kepada Pram sambil matanya berkedip memberi isyarat. Pram beringsut mendekati Intan.
“Ada apa sih..?” tanya Pram.
“Duduk dekat sini dong…” kata Intan dengan suara manja.

Dengan sengaja tangan Intan segera masuk ke dalam Celana Hawaii Pram. Lalu digenggamnya kontol Pram yang sudah tegang dan diremasnya pelan. Siska yang melihat hal itu, perasaannya menjadi tak karuan.. Antara rasa malu dan rasa ingin melihat bercamput baur.

“Udah pengen ya?” kata Intan kepada Pram.

Suaranya sengaja agak keras. Pram tersenyum sambil matanya melirik ker arah Siska. Siska yang semakin tidak menentu perasaannya, kebetulan melirik ke arah Pram. Pandangan mereka beradu selama beberapa detik.

Siska lalu membuang pandangannya ke arah video. Hatinya berdebar ketika berpandangan dengan Pram.. Intan melirik ke arah Pram sambil tersenyum.

Lalu dengan tanpa ragu-ragu, Intan menurunkan celana Pram hingga kontolnya yang besar tampak tegak terlihat. Lalu dikocoknya pelan.. Pram tetap diam sambil matanya melirik ke arah Siska yang jelas kelihatan gelisah.

“Mbak suka tidak pada barang lelaki yang berbulu banyak?” tanya Intan sambil menatap Siska.
“Mm.. Eh.. Iya.. Iya.. Saya suka…” kata Siska tergagap menatap Intan sambil matanya sekilas melirik ke tangan Intan yang sedang meremas kontol Pram.

“Kalau kayak gini suka tidak, Mbak?” tanya Intan sambil matanya mengisyaratkan agar Siska melihat ke kontol Pram.
“Ah, kamu ini…” kata Siska sambil matanya melihat kontol Pram beberapa saat.

Intan tersenyum. Tangannya meraih tangan Siska, lalu ditariknya ke arah kontol Pram. Siska menuruti kemauan Intan walau hatinya merasa serba salah..

“Coba pegang, Mbak…” kata Intan sambil tangannya membimbing jari-jari Siska untuk menggenggam kontol Pram.

Kontol Pram terasa hangat dan berdenyut di tangan Siska. Nafas Siska memburu. Ada desiran tertentu yang menuntun tangannya bergerak meremas pelan kontol Pram. Pram tersenyum sambil melirik ke arah Intan.

Intan juga tersenyum sambil mundur agak menjauh. Pram tanpa diduga tangannya meraih dagu Siska, lalu dengan segera mengecup bibirnya, lalu dilumatnya dengan hangat.

Siska yang sudah terangsang gairahnya langsung membalas ciuman Pram dengan hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok kontol Pram. Tangan Prampun dengan segera menyusup ke balik daster Siska.

Ditelusuri paha Siska. Elusan tangannya segera naik ke pangkal paha, lalu jarinya diselipkan ke celana dalam Siska.

“Mmhh…” desah Siska sambil menggelinjang ketika jari tangan Pram menyusuri belahan memeknya yang sudah sangat basah.
“Ohh.. Mmhh…” desah Siska tambah keras ketika jari Pram keluar masuk lubang memknya.

Pinggulnya sedikit digoyang karena nikmat. Sementara Intan sengaja menjauhkan diri dari mereka. Intan mendapat suatu rangsangan yang amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dengan wanita yang Intan sukai.

Intan tidak melakukan apapun hanya diam sambil melihat mereka bermesraan. Hanya nafas Intan yang mulai cepat yang terdengar.. Ketika tangan Pram mulai mencoba melepas pakaian Siska, Siska agak tersentak sesaat.

Dengan segera matanya menatap Intan. Tapi ketika dilihatnya Intan tersenyum sambil matanya mengisyaratkan agar Siska melanjutkan bercinta lagi..

Siska sesaat terdiam. Tapi ketika tangan Pram merangkul dari belakang dan tangannya meremas buah dada Siska, Siska terpejam dan memegang tangan Pram yang sedang meremas buah dadanya.

“Ohh…” desah Siska seiring dengan jilatan dan pagutan Pram di lehernya sambil tak lepas tangannya meremas buah dada Siska.

Tak lama Pram segera melepas daster Siska. Siska tampak agak canggung ketika Pram melepas BH dan celana dalamnya dari belakang. Prampun melepas seluruh pakaiannya.

Segera setelah itu Pram menindih tubuh telanjang Siska. Jilatan lidah dan remasan tangan Pram pada buah dada Siska membuat Siska menggelinjang merasakan nikmat.

“Ohh.. Oohh…” desah Siska ketika jilatan lidah Pram turun ke perut lalu turun lagi menyusuri selangkangannya.

Pinggulnya bergoyang mengikuti desiran rasa nikmat.. Intan tetap diam menyaksikan tubuh telanjang suaminya yang bergumul mesra dengan Siska. Nafasnya makin memburu waktu melihat kontol Pram dihisap sambil dikocok oleh Siska.

Tanpa terasa tangannya menyelusup ke dalam celana dalamnya. Lalu jarinya mulai menggosok-gosok belahan memeknya sendiri. Entah mengapa Intan sangat menikmati ketika Pram memompa kontolnya ke dalam mulut Siska.

Nafas Intan semakin memburu, juga satu jarinya semakin cepat keluar masuk memeknya sendiri ketika melihat Pram mulai menyetubuhi Siska. Desahan dan erangan mereka membuat gairah Intan bertambah naik..

“Ohh.. Sshh…” desah Siska ketika Pram dengan perkasa mengeluar masukkan kontol di memeknya.
“Gimana rasanya, Mbak?” tanya Pram sambil mengecup bibir Siska.
“Ohh sangat enakk.. Mmhh…” kata Siska sambil merangkul pundak Pram, sementara pinggulnya bergoyang mengikuti gerakan Pram.

Entah sudah berapa lama mereka bersetubuh disaksikan Intan, sampai akhirnya Siska memeluk tubuh Pram kuat-kuat. Memeknya didesakan ke kontol dicky dalam-dalam. Gerakan pinggulnya makin cepat. Lalu tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil mendesah panjang.

“Oohh.. Oohh…” desah Siska terkulai lemas setelah mendapat orgasme.

Sementara Pram masih terus menggenjot kontolnya di memek Siska yang sudah lemas. Gerakannya makin cepat ketika Pram merasakan ada sesuatu yang mendesak nikmat di kontolnya. Tak lama segera dicabut kontolnya dari memek Siska, lalu digesek-gesekannya pada belahan memek Siska.

Sampai akhirnya.. Crott! Crott! Crott! Air mani Pram tumpah banyak di atas bulu-bulu memek Siska. Tubuh Pram lalu lemas terkulai di atas tubuh telanjang Siska. Intan yang melihat hal itu segera menghampiri mereka. Diusapnya pantay Pram.

“Masih kuat tidak, sayang..?” bisik Intan ke telinga Pram.

Pram segera mencabut kontolnya dari memek Siska lalu bangkit. Siska juga demikian.

“Kenapa sayang?” tanya Pram sambil mengecup bibir Intan.
“Saya pengen…” kata Intan sambil memegang kontol Pram yang lemas dan masih basah.

“Aku masih lemas, sayang…” kata Pram.
“Sebentar lagi saya minta jatah ya, sayang…” kata Intan sambil mencium bibir Pram.

“Gimana, Mbak?” tanya Intan kepada Siska sambil tersenyum. Siska tersenyum sambil berpakaian.
“Aku bisa ketagihan, loh…” kata Siska.

“Kapan saja Mbak perlu, datang saja kesini…” kata Intan tersenyum pula.
“Aku pulang dulu ya,” kata Siska sambil memeluk Intan erat.

Intan menggangguk

Menurut pengakuan Intan, sudah beberapa puluh kali Siska bersetubuh dengan suaminya di depan mata. Intan bukan biseks. Intan hanya merasa mendapat suatu gairah dan rangsangan yang sangat kuat ketika melihat suaminya menyetubuhi wanita lain yang disukai Intan sendiri.

Dan menurut Intan juga, sampai detik ini mereka tidak pernah main bertiga. Hal ini yang membuat suasana hidup Intan menjadi berwarna cerah.. Demikian…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *